LUBUKLINGGAU — Betumpasan.my.id,-Di tengah kondisi keuangan Kota Lubuklinggau yang sedang defisit, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) justru dipertanyakan keras setelah ngotot menggelontorkan anggaran hampir Rp 7 miliar untuk pembangunan Gedung Badminton Tahap I.(01/12)
Pantauan pada 1 Desember 2025, pekerjaan bangunan diperkirakan baru sekitar 50%, sementara tutup tahun tinggal hitungan hari.
Dengan kondisi cuaca yang kerap hujan, proyek ini berpotensi kuat keterlambatan bahkan wanprestasi.
Pantauan Di lapangan, gedung berukuran kira kira sekitar 40 x 50 meter tersebut masih berupa:
• rangka baja yang belum selesai,
• pasangan bata mentah,
• struktur pondasi sederhana,
• dan area dalam yang masih terbuka.
Melihat kondisi fisik yang belum setengah jadi, sejumlah praktisi konstruksi menilai nilai proyek mencapai Rp 6,99 miliar sangat tidak sebanding dengan progres dan spesifikasi material yang terlihat.
Ketua LSM Barisan Pemuda Anti Korupsi (BAPAK), Sony, ikut angkat suara.
“Saya menyesalkan kebijakan Dinas PUPR yang memaksakan diri membangun gedung badminton bernilai miliaran rupiah di ujung tahun anggaran.
Pantauan kami pada 1 Desember, progresnya baru sekitar 50%. Tinggal beberapa hari lagi tutup tahun, belum lagi ditambah cuaca hujan. Pekerjaan ini sangat berpotensi terlambat atau bahkan wanprestasi,” tegas Sony.
Sony juga mempertanyakan prioritas anggaran pemerintah daerah yang justru mendahulukan proyek non-urgent saat keuangan kota sedang megap-megap.
“Saat Lubuklinggau defisit, mestinya program prioritas masyarakat yang didahulukan. Bukan memaksakan proyek hiburan yang tak mendesak dan justru rawan mark-up,” tambahnya.
Ketika banyak program publik terpaksa dipangkas akibat defisit, proyek gedung badminton ini justru tetap melaju tanpa memperhatikan:
• urgensi,
• kondisi keuangan daerah,
• cuaca penghujan,
• sisa waktu pengerjaan yang sempit,
• hingga kapasitas kontraktor yang diragukan dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
Hal ini memperkuat dugaan bahwa proyek ini dipaksakan tanpa perencanaan matang, bahkan dinilai sejumlah pihak sebagai indikasi penggelembungan anggaran.
Pada papan proyek terlihat:
• Nilai: Rp 6.991.240.000
• Sumber Dana: APBD Lubuklinggau 2025
• Pelaksana: CV. Susandie
• Pekerjaan: Pembangunan Gedung Badminton Tahap I
Dari hasil investigasi lapangan dan pernyataan berbagai pihak:
• Proses perencanaan dipertanyakan
• Nilai anggaran tidak sebanding dengan kondisi fisik
• Progres hanya 50% menjelang akhir tahun
• Berpotensi keterlambatan/wanprestasi
• Ada dugaan mark-up serta pemaksaan anggaran di tahun defisit
LSM BAPAK menegaskan akan mendorong audit menyeluruh, termasuk membuka RAB, agar publik mengetahui ke mana sebenarnya uang hampir Rp 7 miliar itu mengalir.
Sampai berita ini di tayangkan, pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang belum dapat di temui untuk di komfirmasi, pihak redaksi akan meminta hak jawab demi berimbang nya pemberitaan.(Team)
Tags:
LUBUKLINGGAU










